Senin, 16 Maret 2015

MACAM-MACAM MODEL & KONSEP DALAM PEMBELAJARAN MASA KINI



TUGAS KELOMPOK
MACAM-MACAM MODEL & KONSEP DALAM PEMBELAJARAN

Makalah Ini Di Ajukan Guna Memenuhi
 Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perencanaan Sistem PAI
Dosen pengampu : Muhtarom, M.Pd


Disusun Oleh :
Muhammad Yusuf      : 1310110127
Imam kharomain         : 1310110118
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TARBIYAH / PAI
2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional dalam memberikan pembelajajaran terhadap  siswa-siswanya.
Perkembangan pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan perkembangan tekhnologi. Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran atau model pembelajaran yang harus dilakukan ketika melakukan pembelajaran kepada siswanya.
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dan dapat dipilih untuk proses belajar mengajar .

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian model pembelajaran?
2.      Apa saja macam-macam model pembelajaran dari teori kontruktivisme?
3.      Apa saja konsep-konsep yang behubungan dengan model pembelajaran?
4.      Bagaimana criteria model pembelajaran yang baik?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian model pembelajaran?
2.      Mengetahui macam-macam model pembelajaran dari teori kontruktivisme?
3.      Mengetahui konsep-konsep yang behubungan dengan model pembelajaran?
4.      Mengetahui criteria model pembelajaran yang baik?
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian model pembelajaran
Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, misalnya globe merupakan bentuk dari bumi. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran.[[1]]
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Jadi Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
B.     macam-macam model pembelajaran dari teori kontruktivisme
Saat ini telah banyak dikimbangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit. Teori pembelajaran kontruktivisme juga memberikan model pembelajaran tersendiri, beberapa model pembelajaran dari teori ini antara lain:
Ø  Discovery learning
Discovery learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun ditemukan sendiri. Discovery merupakan proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.
Guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
Sebagai sebuah model pembelajaran, Discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan inquiry, dan problem solving. Sedangkan perbedaanya yaitu, Discovery ialah bahwa pada Discovery masalah yang dihadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inquiry masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengarahkan seluruh pikiran dan ketrampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan didalam masalah itu melalui proses penelitian. Sedangkan problem solving sendiri pada tahap ini berposisi sebagai pemberi tekanan pada kemampuan penyelesaian masalah.
Pada intinya, model pembelajaran Discovery learning ini mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented dimana guru menjadi pusat informasi menjadi student oriented siswa menjadi subyek aktif belajar.[[2]]
Ø  Active learning
Active learning merupakan strategi belajar yang diartikan sebagai proses belajar mengajar yang menggunakan berbagai metode yang menitik beratkan kepada keaktifan siswa dan melibatkan berbagai potensi siswa, baik bersifat fisik, mental, emosional maupun intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang berhubungan dengan wawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara optimal. Istilah Active learning menurut panen mengacu kepada teknik instruksional interaktif yang mengharuskan siswa melakukan pemikiran tingkat tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi.
Sedang dalam penerapan strategi belajar aktif, seorang guru harus mampu membuat pelajaran yang diajarkan itu menantang dan merangsang daya cipta siswa untuk menemukan serta mengesankan bagi siswa.
Ø  Kontekstual learning
Kontekstual learning merupakan suatu proses pendidikan yang hoistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi peajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehiduan mereka shari-hari (konteks pribadi, social, dan cultural). Sehingga siswa memiliki kemampuan/ ketrampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (transfer) dari satu permasalahan/ konteks kepermasalahan lainnya.
Dalam kelas Kontekstual learning, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.
Dalam pembelajaran kontektual , progam pembelajaran lebih meruakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi scenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topic yang akan dipelajarinya. Dalam progam ini, tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessment-nya.
Ø  Quantum learning
Quantum learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum learning bisa dikatakan sebagai peneraan cara belajar baru yang lebih melihat kemampuan siswa berdasarkan kelebihan atau kecerdasan yang dimiikinya. Kerangka pemikiran yang dibangun oleh ciri pembelajaran Quantum learning ini adalah adanya sikap positif yang dibangun daam diri siswa, dengan meyakinkan siswa bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan pikiran yang tak terbatas.
Dalam Quantum learning, guru sebagai pengajar tidak hanya memberikan bahan ajar, tetapi juga memberikan motifasi kepada siswanya, sehingga siswa merasa bersemangat dan timbul kepercayaan dirinya untuk belajar lebih giat dan dapat melakukan hal-hal positif sesuai dengan tipe kecerdasan yang dimilikinya. Cara belajar yang diberikan kepada siswa pun harus menarik dan bervariasi sehingga siswa tidak merasa jenuh untuk menerima materi pelajaran.
Ø  Inquiry learning
Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
Kelebihan dari model ini adalah menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, dengan gaya belajar mereka, serta dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Sementara kelemahannya diantaranya sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar.[[3]]
C.    konsep-konsep yang behubungan dengan model pembelajaran
Ada beberapa konsep atau istilah yang berhubungan dengan model pembelajaran. Konsep-konsep dimaksud adalah :
a)      Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain sebagai berikut:
Ø  Pendekatan Konstektual
Ø  Pendekatan Kontruksivisme
Ø  Pendekatan Deduktif
Ø  Pendekatan Induktif
Ø  Pendekatan Konsep
Ø  Pendekatan Proses
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
  1. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach)
  1. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

b)      Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya  masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula,
yaitu:
1)      Exposition-discovery lerning
2)      Group-individual lerning
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat
dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
1.      Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkrit. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya, dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. Pembelajaran deduktif disebut pula pembelajaran langsung (direct Instruction).
2.      Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada strategi pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi. Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Strategi ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan strategi pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.[[4]]

c)      Metode pembelajaran
metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
  1. ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
  1. demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
  1. diskusi
Metode diskusi adalah metode pemebelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab petanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
  1. simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode pengajar, semulai dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
  1. laboratorium
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen berarti siswa melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan membanding atau kontrol, dan penggunaan alat-alat praktikum.
  1. pengalaman lapangan
Metode Pengalaman Lapangan (karyawisata) adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
  1. brainstorming
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat.
  1. debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
  1. symposium
Metode simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin dengan menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama.[[5]]

d)     Teknik pembelajaran
teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
 Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

D.    Kriteria model pembelajaran yang baik
Ada bermacam macam model pembelajaran. Diharapkan guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang baik. Adapun menurut Nieveen adalah sebagai berikut:
1)      Valid
Validitas atau ketepatan model pembelajaran berhubungan dua hal, yaitu rasional teoritik yang kuat dan memiliki konsistensi internal.
2)      Praktis
Kriterium praktis menunjuk pada: pertama, para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang mereka kembangkan dapat diterapkan. kedua, kenyataan menunjukkan bahwa apa yang mereka kembangkan tersebut betul-betul diterapkan.
3)      Efektif
Efektifitas suatu model pembelajaran ditunjukkan dengan parameter: pertama, para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa model pembelajaran tersebut efektif. Kedua, secara operasional model pembelajaran tersebut meberikan hasil sesuai yang diharapkan.[[6]]

KRITIKAL THINKING
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam memilih model pembelajaran, guru tidak boleh memilih secara asal-asalan. Model yang digunakan haruslah model yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, yang dapat memberi feedback dan inisiatif murid untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dapat dikatakan berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran, tergantung pada efektif tidaknya metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Namun berdasarkan hasil pengamatan, dengan metode pembelajaran konvesional yang selama ini diterapkan oleh seorang guru, hasil pembelajaran yang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal, karena siswa belum diberi kesempatan secara luas untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya. Pembelajaran yang dilakukan terkesan monoton dan tidak menggairahkan siswa untuk belajar lebih aktif lagi.  Hal itu mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti dan melaksanakan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak dapat tercapai secara optimal.

BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
konsep-konsep yang behubungan dengan model pembelajaran, antara lain:
v  Pendekatan pembelajaran
v  Strategi pembelajaran
v  Metode pembelajaran
v  Teknik pembelajaran
Kriteria model pembelajaran yang baik yaitu:
·         Valid
·         Praktis
·         Efektif

B.   SARAN
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, serta masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya pagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Iif Khoiru. 2011. Pembelajaran Akselerasi. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan aplikasi Teori-teori belajar mengajar teraktual dan terpopuler . Jogjakarta: Diva Press.
Drs. Harjanto. 1997. Perecanaan pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cpta.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran inovatif. Jogjakarta: Ar-ruzz media.




[[1]] Drs. Harjanto, Perecanaan pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cpta, 1997), 51

[[2]] Agus N.Cahyo, Panduan aplikasi Teori-teori belajar mengajar teraktual dan terpopuler (Jogjakarta: Diva Press, 2013), hal.103.
[[3]] Khanifatul, Pembelajaran inovatif, (Jogjakarta: Ar-ruzz media, 2013),hal.21.
[[6]] Iif khoiru Ahmadi, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: PT prestasi pustakaraya, 2011).hal.86.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar