TUGAS
INDIVIDU
KONSEP
DASAR TENTANG PAI
Tulisan Ini Diajukan Guna Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Muhammad Shobirin, M.Pd.
Ditulis Oleh:
Muhammad
Yusuf (1310110127)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
TARBIYAH
(PAI)
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berbicara masalah
Pendidikan Islam merupakan elemen vital dalam pendidikan. Karena Pendidikan
Islam menjadi tonggak keberhasilan pendidikan secara komperehensif. Pendidikan
Islam sering disebut juga pendidikan moral (karakter). Bagaimana tidak, pendidikan tanpa
karakter maka bisa dikatakan pendidikan itu kualitasnya di bawah standar.
Untuk membentuk
pendidikan karakter (moral) itu terlebih dahulu kita paham dulu tentang konsep
dasar Pendidikan Islam (karakter, moral) itu sendiri. Sudah banyak konsep dasar
pendidikan Islam itu sendiri yang dijelaskan dalam al-Quran maupun al-Hadist
sendiri. Tidak hanya itu para pakar pendidikan banyak terinspirasi dari
al-Quran dan al-Hadist untuk merekonstruksi pendidikan secara komperehensif.
Konsep
itu sangat penting dalam pendidikan. Jika pendidikan tanpa konsep maka bisa
ditebak pendidikan itu akan berjalan tidak sesuai harapan. Untuk itu pendidikan terutama Pendidikan
Islam harus mempunyai konsep yang mapan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Pengertian Konsep Dasar Pendidikan Agama
Islam?
2.
Apa asas pendidikan islam?
3.
Apa saja Dasar – dasar pelaksanaan
pendidikan agama islam?
4.
Bagaimana Bentuk-Bentuk Pengajaran PAI?
5.
Apa Tujuan pendidikan islam?
C.
Tujuan
Rumusan Masalah
1.
Mengetahui Pengertian Konsep Dasar
Pendidikan Agama Islam
2.
Mengetahui Apa asas pendidikan islam?
3.
Mengetahui Apa saja Dasar – dasar
pelaksanaan pendidikan agama islam?
4.
Mengetahui Bagaimana Bentuk-Bentuk
Pengajaran PAI?
5.
Mengetahui Apa Tujuan pendidikan islam?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Konsep Dasar Pendidikan Agama Islam
Konsep
menurut bahasa adalah ide umum; pengertian, pemikiran; rancangan dan rencana
dasar. Konsep itu sangat penting dalam pendidikan. Jika pendidikan tanpa konsep
maka bisa ditebak pendidikan itu akan berjalan tidak sesuai harapan. Untuk itu pendidikan terutama Pendidikan
Islam harus mempunyai konsep yang mapan.[[1]]
Istilah dasar bermakna
landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar yang menjadi acuan pendidikan harus
merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada
aktivitas yang di cita-citakan.[[2]]
Pendidikan Agama Islam
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan hadis, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.[[3]]
Pembicaraan tentang konsep dasar pendidikan islam ini mencangkup
pengertian istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan pendidikan islam. Analisis
term ini dimaksudkan untuk mendapatkan konsep yang lebih tepat tentang
pendidikan islam.
1.
pengertian Tarbiyyah
Abdurrahman
An-Nahlawi mengemukakan bahwa menurut kamus bahasa arab, lafal At-Tarbiyah
berasal dari tiga kata:
Ø Pertama,
raba-yarbu yang berarti bertambah dan bertumbuh.
Ø Kedua,
rabiya-yarba dengan wazan (bentuk) khafiya-yakhfa, yang berarti menjadi besar.
Ø Ketiga,
rabba-yarubbu dengan wazan (bentuk) madda-yamuddu yang berarti memperbaiki,
menguasai urusan, menuntun, menjaga, dan memelihara.
Beberapa
pengkaji telah menyusun definisi pendidikan dari ketiga asal kata ini. Imam
al-baidawi (wafat 685), dalam tafsirnya anwar at-tanzil wa asrar at-ta’wil
mengatakan, makna asal Ar-Rabb adalah at-tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu
sedikit demi sedikit hingga sempurna.
Dari
ketiga asal kata diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan (tarbiyah) terdiri
dari empat unsure, yaitu:
·
Menjaga dan memelihara fitrah anak
menjelang baligh
·
Mengembangkan seluruh potensi dan
kesiapan yang bermacam-macam
·
Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi
anak menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya
·
Proses ini dilaksanakan secara bertahap
2.
pengertian Ta’dib
ta’dib
adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan
penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing kea rah pengenalan dan
pengakuan kekuasaan dan keagungan tuhan di dalam tatanan wujud dan
keberadaannya.
Dalam
struktur telaah konseptualnya, ta’dib sudah mencangkup unsure-unsur pengetahuan
(‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Dengan
demikian ta’dib lebih lengkap sebagai term yang mendeskripsikan proses
pendidikan islam yang sesungguhnya. Dengan proses ini diharapkan lahir insan-insan
yang memiliki integritas kepribadian yang utuh dan lengkap. [[4]]
3.
Ta’lim
Ta’lim
berasal dari kata ‘allama yang berarti Proses transmisi ilmu pengetahuan pada
jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.
Muhammad
Nuquib al-attas memberi makna at-ta’lim sebagai proses pengajaran tanpa adanya
pengenalan secara mendasar.
Muhammad
athiyah al-abrasyi mengemukakan pengertian at-ta’lim yang berbeda dari
pendapat-pendapat diatas. Beliau menyatakan bahwa at-ta’lim lebih khusus
daripada at-tarbiyah karena at-ta’lim hanya merupakan upaya menyiapkan individu
dengan mengacu kepada aspek-aspek tertentu saja, sedangkan tarbiyah mencangkup
keseluruhan aspek-aspek pendidikan
Dengan demikian ta’lim memiliki cakupan
yang lebih spesifik yang hanya menitik tekankan terhadap proses penalaran saja.
Dengan demikian setelah kita memahami ketiga konsep dasar tersebut kita dapat
merumuskan sistematika proses pendidikan.
B.
Asas
Pendidikan Islam
Dalam
konteks individu, pendidikan termasuk salah satu kebutuhan asasi manusia.
Sebab, ia menjadi jalan yang lazim untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu.
Sedangkan ilmu akan menjadi unsur utama penopang kehidupannya. Oleh karena itu,
Islam tidak saja mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu, bahkan memberi
dorongan serta arahan agar dengan ilmu itu manusia dapat menemukan kebenaran
hakiki dan mendayungkan ilmunya diatas jalan kebenaran. Rosulullah SAW
bersabda, “Tuntutlah oleh kalian akan ilmu pengetahuan, sesungguhnya
menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah SWT, dan mengajarkannya
kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shodaqoh. Sesungguhnya ilmu itu
akan menempatkan pemiliknya pada kedududkan tinggi lagi mulia. Ilmu adalah
keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat. (HR. ar-Rabi’)
Makna
hadits tersebut sejalan dengan firman Allah SWT : “Allah niscaya
mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan
bertingkat derajat. Demi Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu
lakukan. (Qs. Al-Mujadalah 11) [[5]]
C. Dasar – dasar pelaksanaan
pendidikan agama islam
Dasar
– dasar pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah mempunyai dasar yang
kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk. (1983:21) dapat ditinjau dari
berbagai segi, yaitu:
a.
Segi yuridis / Hukum
Dasar
pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan dalam melaksanakan
pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut
terdiri dari tiga macam :
1.
Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara
pancasila , sila pertama: ketuhanan yang maha esa
2.
Dasar structural/konstitusional, yaitu
UUD’45 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan
atas Ketuhanan yang maha esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya itu.
3.
Dasar operasional, yaitu terdapat dalam
Tap MPR No IV/MPR/1978 jo. Ketetapan MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No.
II/MPR 1993 tentang garis-garis besar haluan Negara yang pada pokoknya
menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam
kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi.
b.
Segi religious
Yang
dimaksud dengan dasar religious adalah dasar yang bersumber dari ajaran islam.
Dasar pradigma pendidikan islam identik dengan dasar islam itu sendiri.
Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Al-Qur’an dan Al-hadis.
Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama dalam
ajaran Islam mengajarkan dan mengajak manusia untuk selalu menggunakan akal dan
pikirannya untuk memikirkan seluruh ciptaan Allah SWT. Dan untuk senantiasa
mengambil hikmah darinya. Sebagai sumber ajaran islam, Al-Qur’an telah
menunjukkan keistimewaannya. Keindahan redaksi yang dipakai, akurasi makana dan
kesempurnaan ruang lingkup yang dikandungnya, baik yang berkenaan dengan alam
khaqi, menyangkut semesta alam makro dan mikro, maupun alam khulqi yang
menyangkut semesta budaya dan peradaban manusia.[[6]]
Kalam yang tertuang dalam Al-qur’an merupakan frame
yang harus diterjemahkan dalam pendidikan islam sehingga melahirkan output
pendidikan yang berkualitas. Suatu system pendidikan yang dikembangkan
berdasarkan Al-qur’an akan mewujudkan dan merefleksikan komunitas muslim sesuai
dengan cita-cita yang diinginkan.
As-sunnah atau Al-Hadis sebagai
perwujudan dari perkataan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah SAW., merupakan
kerangka acuan bagi pengembangan kehidupan umat islam, tak terkecuali dalam
aspek pendidikan. Hal itu dapat dipahami karena kepribadian Nabi Muhammad SAW.
Secara normative merupakan pusat teladan yang baik ( al-uswah al-hasanah) bagi
kehidupan praktis umat islam.
Pada sisi yang lain, hadis yang
merupakan penafsiran Al-qur’an adalah landasan praktik ajaran Islam secara
factual.
Sebagai
dasar pendidikan islam, Al-qur’an dan Al-hadis adalah rujukan untuk mencari,
membuat, dan mengembangkan paradigm, konsep, prinsip, teori, dan teknik
pendidikan agama islam.[[7]]
c.
Segi psikologis
Psikologis
yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal
ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak
tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.
Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk (1983:25) bahwa: semua manusia di
dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka
merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang
Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-nya.
Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat
yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalu mereka dapat
mendekat dan mengabdi kepada Zat yang Maha Kuasa.[[8]]
Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa
untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan jalan mendekatkan diri
kepada tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ra’ad ayat 28,
yaitu: “… ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”.
D.
Bentuk-Bentuk
Pengajaran PAI
Seperti
yang telah diuraikan di muka, bahwa perencanaan pengajaran khusus di bidang
Pendidikan Agama Islam ditetapkan sekarang dan dilaksanakan serta digunakan
untuk waktu yang akan datang. Dalam ilmu manajemen, perencanaan tersebut
memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut:
a.
Tujuan(objektif)
Merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
b.
Kebijakan(policy)
Yaitu suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Karena kebijakan ini biasanya tidak tertulis, maka seringkali sulit untuk difahami oleh para peserta didik.
Yaitu suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Karena kebijakan ini biasanya tidak tertulis, maka seringkali sulit untuk difahami oleh para peserta didik.
c.
Strategi
Merupakan tindakan penyesuaian dari rerncana yang telah dibuat. Disebabkan oleh adanya berbagai macam reaksi. Oleh karena itu dalam membuat strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor seperti: ketepatan waktu mengajar, ketepatan tindakan yang akan dilakukan dan sebagainya.
Merupakan tindakan penyesuaian dari rerncana yang telah dibuat. Disebabkan oleh adanya berbagai macam reaksi. Oleh karena itu dalam membuat strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor seperti: ketepatan waktu mengajar, ketepatan tindakan yang akan dilakukan dan sebagainya.
d.
Prosedur
Merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Ini lebih menitikberatkan pada suatu tindakan.
Merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Ini lebih menitikberatkan pada suatu tindakan.
e.
Aturan
Meruapakan suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur.
Meruapakan suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur.
f.
Program
Yaitu campuran antara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai dengan suatu anggaran; semuanya ini akan menciptakan adanya tindakan.
Yaitu campuran antara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai dengan suatu anggaran; semuanya ini akan menciptakan adanya tindakan.
Dari semua
bentuk-bentuk perencanaan tersebut satu sama lain saling terkait dalam satu
kesatuan system [[9]]
E.
Tujuan
pendidikan agama islam
Pendidikan
agama islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan
serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia
muslim yang berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Tujuan
pendidikan agama islam diatas merupakan turunan dari tujuan pendidikan
nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No. 20 tahun 2013), berbunyi : “
pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Kalau
tujuan pendidikan nasional sudah terumuskan dengan baik, maka focus berikutnya adalah
cara menyampaikan atau bahkan menanamkan nilai, pengetahuan, dan ketrampilan.
Cara seperti ini meliputi penyampaian atau guru, penerima atau peserta didik,
berbagai macam sarana dan prasarana, kelembagaan dan factor lainnya, termasuk
kepala sekolah/madrasah, masyarakat terlebih orang tua dan sebagainya.[[10]]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan
Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak
mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam.
Pembicaraan tentang konsep dasar pendidikan islam
ini mencangkup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan pendidikan
islam.
Dasar
– dasar pelaksanaan pendidikan agama islam :
ü Segi
yuridis / Hukum
ü Segi
religious
ü Segi
psikologis
Bentuk-Bentuk
Pengajaran PAI dalam ilmu manajemen, perencanaan tersebut memiliki
bentuk-bentuk sebagai berikut:
·
Tujuan(objektif)
·
Kebijakan(policy)
·
Strategi
·
Prosedur
·
Aturan
·
Program
Pendidikan agama islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
B. SARAN
Demikianlah Peper yang telah saya susun. Saya sadar dan tahu bahwa
Peper saya masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saya sangat
mengharapkan sumbangan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki
makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin. wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud.
2011. Pemikiran Pendidikan Islam.
Bandung: CV Pustaka Setia
Majid, Abdul & andayani, Dian. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Majid, Abdul. 2012. Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: AMZAH
Zukabir. 1993. Islam
Kontektual Dan Konseptual. Bandung: Al-Itqan
http://ferigramesa.blogspot.com/2012/01/konsep-dasar-pendidikan-islam-secara.html
diakses pada hari kamis tanggal 26 februari 2015
https://prezi.com/ymqzmbelw0iv/konsep-pendidikan-agama-islam/
diakses pada hari kamis tanggal 26 februari 2015
http://sarjanaspdi.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-pai.html.
diakses pada hari kamis tanggal 26 februari 2015
[[1]] http://ferigramesa.blogspot.com/2012/01/konsep-dasar-pendidikan-islam-secara.html
diakses pada hari kamis tanggal 26 februari 2015
[[5]] https://prezi.com/ymqzmbelw0iv/konsep-pendidikan-agama-islam/
diakses pada hari kamis tanggal 26 februari 2015
[[9]] http://sarjanaspdi.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-pai.html.
diakses pada hari kamis tanggal 26 februari 2015
Makasih Soal pai
BalasHapus