RANGKAIAN
KHOTBAH JUM’AT LENGKAP ANTARA KHOTIB & BILAL
Bilal1 : Bilal adzan
Bilal2 : Bilal berdiri di depan mimbar
menghadap jama’ah kemudian mengucapkan :
يَامَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ
اللهِ، رُوِيَ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّهٗ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: اِذَاقُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ اَنْصِتْ وَاْلاِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ
لَغَوْتَ. اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ, اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا
وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُم اللهُ, اَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Bilal3 :
Setelah khatib naik ke mimbar, Bilal mengucapkan doa sebagai berikut :
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ،وَاْلحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ قَوِّاْلاِسْلاَمَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،
وَيَسِّرْهُمْ عَلىٰ اِقَامَةِ الدِّيْنِ. رَبِّ اخْتِمْ لَنَامِنْكَ بِالْخَيْرِ وَيَاخَيْرَالنَّاصِرِيْنَ
بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Khotib1 : membaca basmalah dan salam
Bilal4 :
Bilal adzan yang kedua setelah Khatib mengucapkan salam.
Khotib2 :membaca
hamdalah, syahadat, sholawat dan membaca ayat alqur’an yang mengajak bertaqwa (biasanya
khotib membaca surat ali imron ayat 102).
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Khotib3 : membaca khotbah pertama , misal tentang menyambut bulan suci ramadhan
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,
Marilah
kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dengan melakukan
segala perintahNya dan meninggalkan segaka laranganNya agar kita mencapai
kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat.
Ketahuilah
bahwa kita kini berada di akhir bulan Sya’ban. Dengan berakhirnya bulan Sya’ban
ini kita akan bertemu dengan satu bulan yang dinanti-nantikan oleh umat Islam
seluruh dunia yaitu bulan Ramadhan yang penuh berkah. Kita akan menyambut
kedatangan bulan mulia tersebut dengan gembira karena didalamnya terdapat
kelebihan dan keutamaan yang tidak ada pada bulan-bulan yang lain. Apakah kita
sudah melakukan persiapan-persiapan dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan
dan bagaimanakan persiapan kita untuk menyambut bulan mulia tersebut? Kita
bersyukur kepada Allah s.w.t. karena dengan nikmat kesehatan, kesejahteraan,
ketenteraman, keamanan dan dipanjangkannya usia kita, maka kita masih bisa
berjumpa lagi dengan Ramadhan kali ini dan dapat melaksanakan ibadah puasa yang
menjadi salah satu kewajiban kita. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (١٨٣
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (183)
Dalam
kesempatan ini kita mengajak umat Islam agar bersiap-siap dan penuh tekat untuk
menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Marilah kita menghayati kembali
tata cara Rasulullah s.a.w. dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan yang
mulia agar Ramadhan kali ini dapat memberikan bekas yang positif dan kesan yang
mendalam terhadap keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah s.w.t.
Di antara
tatacara menyambut bulan Ramadhan yang dilakukan Rasulullah s.a.w. adalah sbb:
1.
Rasulullah s.a.w. membanyak puasa di bulan Sya’ban;
2.
Rasulullah s.a.w. mengadakan ceramah-ceramah agama kepada para sahabatnya di
akhir bulan Sya’ban dengan menghadirkan tema-tema terkait keutamaan dan
kelebihan bulan Ramadhan seperti sabda baginda Rasulullah s.a.w. dalam sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah r.a.
“قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ الله عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ فِيْهِ يُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتَغُلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ، فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ, مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ “.
Sesungguhnya
telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, yaitu bulan yang diberkati, Allah
mewajibkan kepada kalian puasa di dalamnya, di dalamnya terbuka pintu-pintu
sorga dan tertutup pintu-pintu neraka Jahim dan di dalamnya dibelenggu para
setan, di dalamnya terdapat malam yang lebih utama dari seribu bukan.
Barangsiapa yang tidak diberikan kepadanya kebaikan selama bulan tersebut
berarti telah tidak diberikan kepadanya segala bentuk kebaikan”
3.
Memberikan ucapan selamat atas kedatangan bulan Ramadhan yang diberkati. Ketika
bulan Ramadhan datang, Rasulullah s.a.w. mengucapkan selamat kepada para
sahabat dengan ungkapan:
“أَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَأَهْلاً، جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالْبَرَكَاتِ فَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ زَائِرِ هُوَاتٍ.” (حديث رواية الطبراني)
“Telah
datang kepada kalian bulan Ramadhan, pemimpin segala bulan, maka selamat datang
kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan membawa beragam keberkahan, maka
alangkah mulianya tamu yang datang itu”
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,
Sebagaimana
kita ketahui, ibadah puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim dengan penuh tanggung jawab. Ibadah yang hanya
sebulan dalam setahun ini sering dijadikan tolak ukur dan ujian bagi keimanan
dan ketaqwaan hamba kepada Tuhannya. Maka kita dapati berbagai perasaan yang
beragam di kalangan umat Islam dalam menyambut bulan puasa ini. Ada yang begitu
gembira meluap-luap dan penuh semangat, tetapi juga ada pula yang sebaliknya
merasa resah dan kuatir serta ada pula yang berperasaan biasa-biasa saja cuek
dan tidak peduli.
Selayaknya
kita menyambut bulan ini dengan perasaan yang wajar namun logis, agar kita
masuk dalam golongan orang-orang yang diberi kekuatan dan kesabaran dalam
menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Perasaan tersebut harus direalisasikan
dalam bentuk mempersiapkan diri secara fisik, mental dan spiritual.
Persiapan
fisik adalah dengan menanamkan paradigma bahwa kesehatan jasmani adalah
penting. Maka Islam menuntut umatnya agar menjaga kesehatan supaya senantiasa
kuat, bertenaga dan bebas dari penyakit. Upaya menjaga fisik agar sehat dan
tidak sakit adalah dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, namun
halal dan bersih serta menjauhi makanan yang kurang sehat, kotor apalagi yang
diharamkan oleh agama. Allah berfirman:
وَكُلُواْ
مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬اۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِىٓ
أَنتُم بِهِۦ مُؤۡمِنُونَ (٨٨
Dan
makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (88)
Persiapan
mental artinya mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh rasa
syukur kepada Allah dan dengan kegembiraan. Hendaklah kita tanamkan tekad dan
niat kita untuk memberbaiki diri, memperbaiki ibadah puasa kita agar lebih baik
dari sebelumnya.
Persiapan
secara spiritual, adalah membekali diri kita dengan ketentuan, aturan dan
hukum-hukum puasa, adab dan etikanya serta amalan-amalan yang biasa dilakukan
oleh Rasulullah s.a.w. selama bulan puasa. Di samping itu, hendaklah kita
berusaha membersihkan hati kita dari sifat-sifat tercela seperti sombong,
takabbur, dengki, tamak dan sifat-sifat hina lainnya agar ibadah yang kita
laksanakan diterima oleh Allah s.w.t.
Akhirnya,
marilah kita persiapkan diri kita secara menyeluruh dan sempurna namun semampu
kita dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Kita berusaha dan berdoa agar mampu
melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna. Yang tidak mampu melaksanakan puasa
karena udzur dan halangan, marilah kita ciptakan suasana menghidupkan spirit
ikut melaksanakan ibadah puasa.
Ada
beberapa ajaran Rasulullah s.a.w. yang penting untuk kita teladani dalam
menyambut bulan suci Ramadhan, yaitu:
Pertama: kita dituntut untuk mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah
s.a.w. dengan memperbanyak amal salih dan meninggalkan maksiat;
Kedua: Kita dituntut untuk mempererat tali silaturrahmi antar
kita, baik dengan keluarga, handai taulan, sahabat tetangga kita;
Ketiga: Kita dituntut untuk memperbanyak sedekah dan membantu
mereka yang memerlukan bantuan agar mereka juga dapat melaksanakan puasa dan
menikmati kegembiraan bersama Ramadhan;
Keempat: Kita dianjurkan untuk meramaikan masjid-masjid dan
musholla-muhsolla dengan berbagai ibadah seperti sholat tarawih berjamaan dan
membaca al-Quran baik sendiri maupun kolektif.
Kelima: Kita dianjurkan untuk menghidupkan semangat persatuan dan
kesatuan antar kita selama bulan Ramadhan. Rasa lapar kita adalah ajakan untuk
bersolidaritas dengan sebagian saudara-saudara kita yang setiap saat dilanda
kelaparan dan kesusahan hidup.
Semoga
kita menjadi sebaik-baik umat selama bulan Ramadhan mendatang.
Khotib4 : membaca doa penutup khotbah pertama
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khotib5 :
duduk sebentar (thoma’ninah) member kesempatan jemaah untuk beristigfar dan
membaca solawat pelan-pelan
Bilal 5 : Bilal membaca shalawat ketika
Khatib duduk diantara dua khutbah.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّد
Khotib6 : membaca khotbah ke dua (2) dan do’anya
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ
اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ
فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ
Bilal
6 : Bilal membaca iqamah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar